MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
PENGARUH MEDIA HIBURAN PADA
TELEVISI TERHADAP USIA REMAJA
“PELAWAK TANPA ETIKA”
(YKS)
NAMA
: PRIMA JANUARIA KEHI
NIM : 2012230030
PROGRAM STUDI ILMU
KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUANA
TUNGGADEWI
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Melawak atau
membadut adalah permainan yang sifatnya sebagai hiburan dengan bertingkah dan
berdandan yang lucu-lucu untuk mengundang tertawa para penontonnya. Terkadang
sendirian ( monolog ), terkadang dua ( dialog) sering juga kita temuai lebih
dari itu berbentuk group/rombongan. Singkat cerita membadut semula hanya
sebagai pelipur lara/hiburan secara cuma-cuma tanpa bayaran. Selanjutnya
seiring dengan perkembangan budaya, lawak/badut berubah menjadi suatu profesi,
yang mendatangkan uang dan penghasilan tidak hanya mencukupi untuk kebutuhan
keluarga tetapi mampu untuk hidup di atas layak. Perkembangan selanjutnya,
materi lawak yang semula cerita yang mengandung makna-makna kehidupan,
berkembang memuat masalah politik sekedar untuk menyindir fihak
pemerintah/penguasa terhadap kebijakan yang selama ini diterapkan, lebih dari
itu tidak hanya sekedar untuk memancing agar orang tertawa tetapi sudah tidak
memperhatikan moral, etika, kesopanan, bahkan sering kita menyaksikan
menyerempet-nyerempet ke permasalahan porno, cabul. Adapula yang sering kita
dapatkan adalah untuk mengundang tawa para penonton sering diwujudkan menghina
lawan mainnya dengan sebutan yang tidak senonoh, menghina, mulai dari binatang,
sampai dengan sebutan-sebutan tuyul dan lain sebagainya.
Tidak dapat
dipungkiri media lawak mampu menjembatani antara pelawak dan penonton untuk
lebih komunikatif dan segar, tanpa harus membedakan status sosial, pangkat,
jabatan maupun ekonomi. Secara umum dan obyektif media lawak masih sangat
efektif untuk menyampaikan pesan-pesan. Pelawak-pelawak yang sekarang tidak
seperti pelawak jaman dulu yang masih memperhatikan etika dan moral dalam
berlawak. Namun sekarang yang sering kita
tonton beberapa
tayangan lawak di televisi, terdapat beberapa hal di luar moral agama dan etika. Apakah ini
layak bagi para remaja yang menonton acara hiburan yang tidak lagi beracuan
pada etika dan moral dalam kehidupan? Jelas akan sangat berpengaruh pada
anak-anak remaja.
B.
RUMUSAN MASALAH
·
Apakah landasan teori yang digunakan berkaitan pengaruh media massa
terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja?
·
Apa pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap
remaja?
·
Bagaimana cara mengatasi agar remaja tidak mudah dipengaruh oleh media?
C.
TUJUAN PENULISAN
·
Untuk mengetahui landasan teori yang digunakan berkaitan dengan pengaruh
media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja.
·
Untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku,
dan sikap remaja.
·
Untuk mengetahui cara mengatasi pengaruh media terhadap remaja.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Penulis mengambil dua acuan teori yaitu teori psikologi
komunikasi dan juga teori komunikasi massa. Dalam psikologi komunikasi kita
mengenal ada beberapa teori mengenai
pengaruh komunikasi terhadap proses
perubahan perilaku seseorang. Teori Psikologi Komunikasi yang penulis gunakan dalam studi kasus ini yaitu Teori Behaviorisme.
Karena studi kasus ini berkaitan dengan media massa maka
penulis juga mengunakan teori komunikasi massa yaitu Teori Jarum Hipodermik.
1.
Teori Behaviorisme
Menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh
informasi dari media massa. Hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme, yaitu
manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (Dlembasi, 2013). Apa yang
disuguhkan oleh media massa akan sangat mempengaruhi perilaku, tingkah laku,
dan sikap seseorang, apa lagi orang tersebut dalam massa yang labil.
2.
Teori Jarum Suntik (Jarum Hipodermik)
Teori ini dikenal juga dengan
teori peluru, bila komunikator dalam hal ini media massa menembakan peluru
yakni pesan kepada khalayak, dengan mudah khalayak menerima pesan yang disampaikan media (Kuliah Online,
2013). Dalam teori ini menggambarkan bahwa penyampaian pesannya mempunyai efek yang
sangat kuat terhadap komunikan. Sebuah teori media yang memiliki dampak yang
kuat terhadap audiencenya sehingga tak jarang menimbulkan sebuah budaya baru
dan penyaampaiannya secara langsung dari komunikator yakni media kepada
komunikan (audience).
Studi kasus yang penulis bahas ini juga
berkaitan dengan psikologi perkembangan. Adapun teorinya yaitu Teori
Kontekstual. Teori Kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang
terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan
sistem fisik, sosial, kultural, dan histori dimana interaksi tersebut terjadi
(Isma, 2013).
BAB III
DESKRIPSI
Studi Kasus 1
Acara Sahur Olga Syahputra 'Yuk Kita Sahur' Ditegur KPI Karena Pelecehan
Salah satu
adegan yang ditegur KPI adalah saat Olga menyebut Adul sebagai 'burung cebol' di
'Yuk Kita Sahur'.
WowKeren.com - Acara "Yuk Kita Sahur"
yang dibintangi Olga
Syahputra
baru saja mendapat teguran dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Sejumlah
adegan di acara tersebut mendapat teguran karena dinilai melecehkan orang lain.
Selain adegan Olga, bintang-bintang lain "Yuk Kita Sahur" seperti
Wendi Cagur, Deni Cagur dan Raffi
Ahmad
juga ikut mendapat teguran.
Salah satu adegan yang ditegur adalah
saat olga menyebut Adul sebagai “burung cebol” dan berkata pede Jeremi
Teti, “Udah tua masih ngondek aja”. Lalu juga adegan saat Raffi menyuruh
Olga duduk di atas balok es dan berkata, “Lu laki-laki bukan?
Selain itu, saat adegan Wendi yang
memakai pakaian wanita dan Deni mengomentariny “Wendi menari dan menyanyi
dengan pakaian perempuan sambil memainkan lidah,” tulis KPI. Kemudian Deni
berkata kepada Wendi, “Lu jangan sok cantik ye. Dandanan lu kaya biduan
pantura.” Wendi menjawab, “kalau saya kayak biduan pantura, abang godain
saya berarti abang supir truk.”
KPI menilai adegan-adegan tersebut
melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 15
ayat (1) hurufa, b, dan c, Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (1) serta tandar
Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1),
Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, b, dan d, dan Pasal 37 ayat (4 huruf a. KPI pun berharap surat teguran itu bisa dijadikan acuan bagi pihak produksi acara yang di putar di Trans TV itu. (wk/rs)
Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, b, dan d, dan Pasal 37 ayat (4 huruf a. KPI pun berharap surat teguran itu bisa dijadikan acuan bagi pihak produksi acara yang di putar di Trans TV itu. (wk/rs)
Bunyi Surat
Teguran dari KPI
“Pelanggaran
yang dilakukan adalah penayangan adegan dengan yang melecehkan orang dan/atau
masyarakat dengan kondisi fisik tertentu, pekerjaan tertentu serta orientasi
seks dan identitas gender tertentu, dan pelanggaran terhadap norma kesopanan.
Diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan
P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyaraka”.
Studi
Kasus 2
DIKUTIP.COM - Kisruh Terjadi terkait artis papan atas Indonesia Olga, Olga
Syahputra dianggap telah melecehkan Agama Islam, lelucon Olga Syahputra
dianggap telah menyakiti umat islam. menurut Olga dirinya tidak bermaksud
melecehkan agama Islam, yang juga Agama dirinya, tidak mungkin saya ingin
melecehkan agama saya sendiri, ujar Olga.
Berikut
Beberapa Kesalahan Olga Syahputra yang dikutip dari blog beberapa blog.
1.
Tahun 2009, KPI pernah menegur Olga Syahputra
lantaran latah mengucapkan kata yang berkonotasi porno, yakni alat kelamin
pria. Meski tidak sengaja diucapkan karena latah, pihak KPI meminta Olga untuk
mengontrol ucapannya saat memandu acara Dahsyat yang tayang di RCTI.
2.
Medio Juni 2010, Olga pernah 'bermasalah' dengan
para personel Five Minutes. Sebuah insiden 'pengusiran' dilakukan Olga saat
Richie, sang vokalis hendak menyanyian lagu 'Happy Birthday' untuk Sindo.
Richie merasa dipermalukan, terlebih saat manggung Olga dan rekan-rekannya
malah bercanda di atas panggung dan salah menyebut nama band mereka menjadi The
Titans.
"Kita merasa dipermalukan
sebagai anak band," jelas Ricky salah satu personel Five Minutes saat itu.
Protes personel Five Minutes dijawab Olga dengan ucapan maaf. "Gue enggak
ada maksud. Gue kalau bercanda memang suka kata-kataan," jawab Olga saat
itu.
3.
Menyinggung Yuni
Shara
Olga Syahputra sempat menyinggung
Yuni Shara saat menjadi bintang tamu Dahsyat. Yuni yang diketahui berpacaran
dengan Raffi, salah satu pembawa acara Dahsyat datang memenuhi undangan program
tersebut untuk memberikan kejutan bagi Raffi yang sedang berulang tahun.
Namun candaan dan celetukan Olga
serta teman-temannya diakui Yuni sempat membuat hatinya miris.
4.
Menyinggung korban
perkosaan
Banyolan Olga Syahputra tentang
korban perkosaan di ulang tahun Trans Corp tahun lalu sempat membuat heboh
pemberitaan nasional. Apalagi saat itu tengah marak kejahatan perkosaan di
dalam angkutan umum.
Kejadian bermula saat Olga sedang
bercanda dengan Sule, Olga mengucapkan kalimat yang dianggap menyinggung korban
perkosaan. "Olga, kenapa lu jadi suster ngesot," pancing Sule.
"Sepele, diperkosa supir angkot," jawab Olga.
Banyolan konyol tersebut membuat
organisasi Lentera Merah melaporkan Olga ke KPI. Oleh KPI, Olga kemudian
dipanggil dan diberikan arahan untuk tidak melakukan hal serupa. Ia bahkan
sempat mendatangi kantor KPI di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (23/12)
tahun lalu.
"Ini buku P3 (Pedoman Perilaku
Penyiaran), gue disuruh baca. Tadi gue dijelaskan tentang peraturan-peraturan
penyiaran," ujar Olga saat itu.
5.
Pelecehan terhadap simbol umat Hindu di Wayang Bandel
Di program yang ditayangkan Trans TV
tersebut, Olga bermain bersama Jessica Iskandar, Ayu Dewi dan Yadi Sembako. Para
pemerannya mendapatkan protes dari umat Hindu lantaran dianggap melecehkan
simbol agama mereka dengan kata-kata yang kasar dan visualisasi yang jauh dari
nilai-nilai kepatutan.
The Hindu Center of Indonesia
mengirimkan surat protes kepada pihak lembaga penyiaran yang bersangkutan serta
melaporkan hal tersebut ke KPI. Namun KPI tidak memberikan teguran bagi artis
termasuk Olga yang hanya mengikuti skenario yang telah ditetapan.
Salah satu yang mengundang
ketersinggungan umat Hindu adalah dialog antara Sang Dursasana ingin menawar
Dewi Draupadi dengan visualisasi pelecehan secara raga. Lalu ada juga dialog
tentang keinginan menawar harga Istana Indraprasta, itu hal yang sangat tidak
patut menurut umat Hindu.
Masalah tersebut segera
terselesaikan lantaran pihak Trans TV langsung menanggapi somasi tersebut.
6.
Dianggap melecehkan
dan menghina lawan mainnya di acara sahur
Saat Ramadhan tahun lalu, Olga
mengisi program Saatnya Kita Sahur (SKS) yang ditayangkan Trans TV. Saat itu
Olga berpasangan dengan Minus.
Minus selalu menjadi bahan candaan
Olga yang dianggap diungkapkan dengan kata-kata yang tidak pantas, seperti
'kayak botol kecap, dodol condet, badan lu bau sangit, celengan ayam, kandang
ayam, sarang semut, kulit jengkol' dan sejumlah kata-kata lainnya.
7.
Dianggap menghina dan melecehkan penonton
Belakangan Olga juag disorot
lantaran kerap dianggap melecehkan dan menghina orang lain. Seperti yang
terjadi saat program Dahsyat, Rabu (20/6). Olga meminta seorang penonton untuk
berdiri. ia lalu 'dicela' Olga karena bentuk fisiknya. Ia membandingkan dengan
salah satu bintang tamu saat itu, penyanyi Giselle. "Kalau dia (Giselle)
mah lahir dari rahim ibunya, kalau lo dikebutin kayak bangs*t," ujar Olga
saat itu.
Memang belum ada tuntutan dari
'korban' celaan Olga tersebut. Namun aksinya itu mendapatkan banyak protes dari
masyarakat melalui situs jejaring sosial dan ramai ditulis media.
8.
Dianggap melecehkan
ucapan 'Assalamualaikum'
Olga yang menjadi pemandu acara
program Pesbukers di ANTV melontarkan kata-kata yang dianggap melecehkan ucapan
salam umat Islam yakni 'Assalamualaikum'.
Ceritanya bermula Selasa (19/6),
saat itu Saat itu Julia Perez sedang menerima telepon di studio. Jupe, sapaan
akrab Julia Perez mengucapkan 'Assalamualaikum', namun Olga berkelakar dengan
mengatakan,"Lu Assalamualaikum terus ah, kayak pengemis lu."
Secara tidak langsung, Olga menyebut
kalimat salam umat Islam tersebut sebagai ucapan pengemis.
Mungkin maksudnya adalah bergurau
agar penonton tertawa, Namun Olga rupanya tidak sadar, jika candaannya tersebut
dianggap telah melecehkan salah satu umat. Banyak orang yang langsung mengadu
ke situs KPI dan mendesak agar Olga segera diberikan tindakan tegas.
Seperti yang ramai diberitakan,
candaan Olga Syahputra tersebut juga telah menuai protes dari Front Pembela
Islam (FPI), sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis agama yang
kerapa bertindak keras terhadap hal-hal yang dianggap bertentangan dengan
ajaran agama yang mereka anut.
Ketua
DPD FPI DKI Habib Salim Bin Umar Al Attos atau yang akrab disapa Habib Selon
dengan nada murka mengatakan jika Olga telah melecehkan Islam bahkan menganggap
sudah tidak berhak hidup di muka bumi.
"Kami
tidak akan tinggal diam, sebelum Olga minta maaf kepada umat Islam," tegas
Habib Selon seperti yang diberitakan sejumlah media.
Secara
instan memang hal seperti ini sering terjadi didunia komedian, semoga polemik
Olga dan beberapa Pihak cepat terselesaikan dengan jalan kekeluargaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Media massa :
Televisi
Program :
Hiburan (YKS) “Pelawak Tanpa
Etika”
Dampak :
Perilaku, tingkah Laku, dan sikap
Objek : Remaja
“burung cebol”
“Udah tua masih
ngondek aja”.
“Lu laki-laki
bukan?
“Wendi menari
dan menyanyi dengan pakaian perempuan sambil memainkan lidah,”
“Lu jangan sok
cantik ye. Dandanan lu kaya biduan pantura.”
“kalau saya kayak biduan pantura, abang godain saya
berarti abang supir truk.”
Apakah kata-kata ini pantas?
Dalam kasus Olga Syahputra yang
telah dijabarkan di bab sebelumnya sangatlah jelas bagaimana sikap para
komedian/pelawak yang tidak melihat moral dan etika dalam memberikan hiburan
kepada para penontonnya. Dan hal ini dapat mempengaruhi perilaku, tingkah laku,
dan sikap para remaja yang menonton adegan tersebut. Pada anak-anak usia remaja keadaan mereka sangat labil,
sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak pernah mereka ketahui
sebelumnya. Seperti dalam teori Jarum suntik menjelaskan
bahwa penyampaian pesan dalam media massa mempunyai efek yang sangat kuat (Kuliah
Online, 2013). Media sangat berperan penting dalam hal penyampaian pesan. Media
berusaha agar penyampaian pesan yang akan disampaikan agar dapat berjalan
sercara efektif dan juga mempelajari sifat-sifat individu yang menjadi
komunikator dan mencari tahu apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan
satu sumber komunikasi dalam memengaruhi orang lain (Dlembasi, 2013).
Dengan
semakin berkembangnya budaya media hiburan dalam acara reality show seperti
lawak/komedi memuat masalah politik sekedar untuk menyindir pihak
pemerintah/penguasa terhadap kebijakan yang selama ini diterapkan, lebih dari
itu tidak hanya sekedar untuk memancing agar orang tertawa tetapi sudah tidak
memperhatikan moral, etika, kesopanan, bahkan sering kita menyaksikan
menyerempet-nyerempet ke permasalahan porno, cabul.
Dalam kasus ini yang ingin dibahas oleh penulis
yaitu apakah sikap para pelawak yang tanpa etika dapat berpengaruh terhadap
perilaku, tingkah laku, dan sikap kaum remaja yang sering meonton acara hibran
tersebut? Dalam teori Behaviorisme Menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi
oleh informasi dari media massa, hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme,
yaitu manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (Dlembasi, 2013). Dalam
hal ini remaja akan mudah dipengaruhi oleh apa yang ada dalam media tersebut.
Usia remaja adalah usia yang sangat labil. Dengan adanya tayangan yang
disuguhkan lagi dengan kata-katanya
menjurus ke hal-hal yang bersifat negatif maka anak-anak remaja akan mengikuti
apa yang mereka dengar di acara tersebut. Media massa di sini lebih berfungsi untuk
memperteguh keyakinan yang ada. Jika para
remaja pandai menyaring pesan yang ada dalam media tersebut,mereka tidak akan mencotohi hal tersebut. Namun jika
tidak, maka mereka akan melakukan hal yang sama kepada sesama teman mereka. Mereka
juga ikut melecehkan sesama teman mereka, mungkin dengan menggunakan kata-kata
yang mereka dengar atau membuat kata-kata yang baru versinya mereka sendiri.
Dan memang ternyata benar, mereka saling melempar
kata-kata kepada sesama teman mereka. Mereka menggunakan kata-kata yang tidak
etis terhadap teman mereka. Bahkan adapula yang meggunakannya saat bersama
orang-orang yang patut untuk dihargai atau disanjung. Adapula remaja yang menggunakan kata-kata
yang tidak etis untuk lebih akrab dengan teman mereka. Mereka akan terbiasa
untuk mengatakan kata-kata tersebut sehingga mereka akan dikenal sebagai anak
yang tidak sopan karena selalu menggunakan kata-kata tersebut. Mereka juga akan
merasa gaul atau keren karena meniru kata-kata dari para artis/pelawak yang
menggunkan kata tersebut.
Dari hal tersebut dapat berpengaruh kepada perkembangan
psikologi mereka. Teori Kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang
terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan
sistem fisik, sosial, kultural, dan histori dimana interaksi tersebut terjadi
(Isma, 2013). Mereka akan terus memakai
kebiasaan tersebut sehingga akan membawa mereka ke pergaulan bebas.
Sebagai manusia kita tidak lepas dari kesalahan. Manusia
itu mempunyai keinginan untuk selalu mencoba. Namun sebagai manusia kita dapat
berpikir. Memikirkan hal yang patut diikuti dan yang tidak boleh diikuti. Kita harus mampu menyaring setiap informasi
yang kita terima dari sumber pesan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dlembasi,
2013. Teori psikologi Komunikasi. [online] tersedia di http://dlembasi.wordpress.com/2013/01/20/77/ [diakses 21/12/2013]
Isma,
2013. Teori dan Konsep Psikologi Perkembangan. [online] tersedia di http://psikologi-isma.blogspot.com/2013/01/teori-teori-psikologi-perkembangan.html [diakses 21/12/2013]
Kuliah online komunikasi, 2011. Teori Peluru atau Jarum
Hipodermik. [online] tersedia di Http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com/2011/10/teori-peluru-atau-jarum-hipodermik_23.html [diakses 19/12/2013]
Media Ria News,
2013. Delapan Kasus Olga berawal Dari Lelucon. [online] tersedia di mediariaunews.blogspot.com/.../inilah-8-kasus-olga-syahputra-berawal.html [diakses 19/12/2013]
Wow Keren, 2012. Acara
Sahur Olga Syahputra 'Yuk Kita Sahur' Ditegur KPI Karena Pelecehan. [online]
tersedia di http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00037619.html#ixzz2o9tRJK7D [diakses 19/12/2013]