Sabtu, 21 Juni 2014

PSIKOLOGI KOMUNIKASI



MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
PENGARUH MEDIA HIBURAN PADA TELEVISI TERHADAP  USIA REMAJA
“PELAWAK TANPA ETIKA”
(YKS)




NAMA     : PRIMA JANUARIA KEHI
NIM          : 2012230030




PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
                     Melawak atau membadut adalah permainan yang sifatnya sebagai hiburan dengan bertingkah dan berdandan yang lucu-lucu untuk mengundang tertawa para penontonnya. Terkadang sendirian ( monolog ), terkadang dua ( dialog) sering juga kita temuai lebih dari itu berbentuk group/rombongan. Singkat cerita membadut semula hanya sebagai pelipur lara/hiburan secara cuma-cuma tanpa bayaran. Selanjutnya seiring dengan perkembangan budaya, lawak/badut berubah menjadi suatu profesi, yang mendatangkan uang dan penghasilan tidak hanya mencukupi untuk kebutuhan keluarga tetapi mampu untuk hidup di atas layak. Perkembangan selanjutnya, materi lawak yang semula cerita yang mengandung makna-makna kehidupan, berkembang memuat masalah politik sekedar untuk menyindir fihak pemerintah/penguasa terhadap kebijakan yang selama ini diterapkan, lebih dari itu tidak hanya sekedar untuk memancing agar orang tertawa tetapi sudah tidak memperhatikan moral, etika, kesopanan, bahkan sering kita menyaksikan menyerempet-nyerempet ke permasalahan porno, cabul. Adapula yang sering kita dapatkan adalah untuk mengundang tawa para penonton sering diwujudkan menghina lawan mainnya dengan sebutan yang tidak senonoh, menghina, mulai dari binatang, sampai dengan sebutan-sebutan tuyul dan lain sebagainya.
   Tidak dapat dipungkiri media lawak mampu menjembatani antara pelawak dan penonton untuk lebih komunikatif dan segar, tanpa harus membedakan status sosial, pangkat, jabatan maupun ekonomi. Secara umum dan obyektif media lawak masih sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan. Pelawak-pelawak yang sekarang tidak seperti pelawak jaman dulu yang masih memperhatikan etika dan moral dalam berlawak.  Namun sekarang yang sering kita tonton  beberapa tayangan lawak di televisi, terdapat beberapa hal di luar moral agama dan etika. Apakah ini layak bagi para remaja yang menonton acara hiburan yang tidak lagi beracuan pada etika dan moral dalam kehidupan? Jelas akan sangat berpengaruh pada anak-anak remaja.
B.     RUMUSAN MASALAH
·         Apakah landasan teori yang digunakan berkaitan pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja?
·         Apa pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja?
·         Bagaimana cara mengatasi agar remaja tidak mudah dipengaruh oleh media?


C.    TUJUAN PENULISAN
·         Untuk mengetahui landasan teori yang digunakan berkaitan dengan pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja.
·         Untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap remaja.
·         Untuk mengetahui cara mengatasi pengaruh media terhadap remaja.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Penulis mengambil dua acuan teori yaitu teori psikologi komunikasi dan juga teori komunikasi massa. Dalam psikologi komunikasi kita mengenal ada beberapa teori  mengenai pengaruh komunikasi terhadap  proses perubahan perilaku seseorang. Teori Psikologi Komunikasi  yang penulis gunakan dalam  studi kasus ini yaitu  Teori Behaviorisme.
            Karena studi kasus ini berkaitan dengan media massa maka penulis juga mengunakan teori komunikasi massa yaitu Teori Jarum Hipodermik.
1.      Teori Behaviorisme
Menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh informasi dari media massa. Hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme, yaitu manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (Dlembasi, 2013). Apa yang disuguhkan oleh media massa akan sangat mempengaruhi perilaku, tingkah laku, dan sikap seseorang, apa lagi orang tersebut dalam massa yang labil.
2.      Teori Jarum Suntik (Jarum Hipodermik)
Teori ini dikenal juga dengan teori peluru, bila komunikator dalam hal ini media massa menembakan peluru yakni pesan kepada khalayak, dengan mudah khalayak menerima  pesan yang disampaikan media (Kuliah Online, 2013). Dalam teori ini menggambarkan bahwa  penyampaian pesannya mempunyai efek yang sangat kuat terhadap komunikan. Sebuah teori media yang memiliki dampak yang kuat terhadap audiencenya sehingga tak jarang menimbulkan sebuah budaya baru dan penyaampaiannya secara langsung dari komunikator yakni media kepada komunikan (audience).

Studi kasus yang penulis bahas ini juga berkaitan dengan psikologi perkembangan. Adapun teorinya yaitu Teori Kontekstual. Teori Kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural, dan histori dimana interaksi tersebut terjadi (Isma, 2013).

BAB III
DESKRIPSI
Studi Kasus 1
          Acara Sahur Olga Syahputra 'Yuk Kita Sahur' Ditegur KPI Karena Pelecehan
Salah satu adegan yang ditegur KPI adalah saat Olga menyebut Adul sebagai 'burung cebol' di 'Yuk Kita Sahur'.

WowKeren.com - Acara "Yuk Kita Sahur" yang dibintangi Olga Syahputra baru saja mendapat teguran dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Sejumlah adegan di acara tersebut mendapat teguran karena dinilai melecehkan orang lain. Selain adegan Olga, bintang-bintang lain "Yuk Kita Sahur" seperti Wendi Cagur, Deni Cagur dan Raffi Ahmad juga ikut mendapat teguran.
Salah satu adegan yang ditegur adalah saat olga menyebut Adul sebagai “burung cebol” dan berkata pede Jeremi Teti, “Udah tua masih ngondek aja”. Lalu juga adegan saat Raffi menyuruh Olga duduk di atas balok es dan berkata, “Lu laki-laki bukan?
 Selain itu, saat adegan Wendi yang memakai pakaian wanita dan Deni mengomentariny “Wendi menari dan menyanyi dengan pakaian perempuan sambil memainkan lidah,” tulis KPI. Kemudian Deni berkata kepada Wendi, “Lu jangan sok cantik ye. Dandanan lu kaya biduan pantura.” Wendi menjawab, “kalau saya kayak biduan pantura, abang godain saya berarti abang supir truk.”
KPI menilai adegan-adegan tersebut melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 15 ayat (1) hurufa, b, dan c, Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (1) serta tandar Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1), 
Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, b, dan d, dan Pasal 37 ayat (4 huruf a. KPI pun berharap surat teguran itu bisa dijadikan acuan bagi pihak produksi acara yang di putar di Trans TV itu. (wk/rs)
Bunyi Surat Teguran dari KPI
“Pelanggaran yang dilakukan adalah penayangan adegan dengan yang melecehkan orang dan/atau masyarakat dengan kondisi fisik tertentu, pekerjaan tertentu serta orientasi seks dan identitas gender tertentu, dan pelanggaran terhadap norma kesopanan. Diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyaraka”.


Studi Kasus 2
INILAH 8 KASUS OLGA SYAHPUTRA BERAWAL DARI LELUCON


DIKUTIP.COM - Kisruh Terjadi terkait artis papan atas Indonesia Olga, Olga Syahputra dianggap telah melecehkan Agama Islam, lelucon Olga Syahputra dianggap telah menyakiti umat islam. menurut Olga dirinya tidak bermaksud melecehkan agama Islam, yang juga Agama dirinya, tidak mungkin saya ingin melecehkan agama saya sendiri, ujar Olga.

Berikut Beberapa Kesalahan Olga Syahputra yang dikutip dari blog beberapa blog.


1.       Tahun 2009, KPI pernah menegur Olga Syahputra lantaran latah mengucapkan kata yang berkonotasi porno, yakni alat kelamin pria. Meski tidak sengaja diucapkan karena latah, pihak KPI meminta Olga untuk mengontrol ucapannya saat memandu acara Dahsyat yang tayang di RCTI.

2.      Medio Juni 2010, Olga pernah 'bermasalah' dengan para personel Five Minutes. Sebuah insiden 'pengusiran' dilakukan Olga saat Richie, sang vokalis hendak menyanyian lagu 'Happy Birthday' untuk Sindo. Richie merasa dipermalukan, terlebih saat manggung Olga dan rekan-rekannya malah bercanda di atas panggung dan salah menyebut nama band mereka menjadi The Titans.

"Kita merasa dipermalukan sebagai anak band," jelas Ricky salah satu personel Five Minutes saat itu. Protes personel Five Minutes dijawab Olga dengan ucapan maaf. "Gue enggak ada maksud. Gue kalau bercanda memang suka kata-kataan," jawab Olga saat itu.


3.       Menyinggung Yuni Shara
Olga Syahputra sempat menyinggung Yuni Shara saat menjadi bintang tamu Dahsyat. Yuni yang diketahui berpacaran dengan Raffi, salah satu pembawa acara Dahsyat datang memenuhi undangan program tersebut untuk memberikan kejutan bagi Raffi yang sedang berulang tahun.

Namun candaan dan celetukan Olga serta teman-temannya diakui Yuni sempat membuat hatinya miris.

4.       Menyinggung korban perkosaan
Banyolan Olga Syahputra tentang korban perkosaan di ulang tahun Trans Corp tahun lalu sempat membuat heboh pemberitaan nasional. Apalagi saat itu tengah marak kejahatan perkosaan di dalam angkutan umum.

Kejadian bermula saat Olga sedang bercanda dengan Sule, Olga mengucapkan kalimat yang dianggap menyinggung korban perkosaan. "Olga, kenapa lu jadi suster ngesot," pancing Sule. "Sepele, diperkosa supir angkot," jawab Olga.

Banyolan konyol tersebut membuat organisasi Lentera Merah melaporkan Olga ke KPI. Oleh KPI, Olga kemudian dipanggil dan diberikan arahan untuk tidak melakukan hal serupa. Ia bahkan sempat mendatangi kantor KPI di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (23/12) tahun lalu.

"Ini buku P3 (Pedoman Perilaku Penyiaran), gue disuruh baca. Tadi gue dijelaskan tentang peraturan-peraturan penyiaran," ujar Olga saat itu.

5.      Pelecehan terhadap simbol umat Hindu di Wayang Bandel
Di program yang ditayangkan Trans TV tersebut, Olga bermain bersama Jessica Iskandar, Ayu Dewi dan Yadi Sembako. Para pemerannya mendapatkan protes dari umat Hindu lantaran dianggap melecehkan simbol agama mereka dengan kata-kata yang kasar dan visualisasi yang jauh dari nilai-nilai kepatutan.

The Hindu Center of Indonesia mengirimkan surat protes kepada pihak lembaga penyiaran yang bersangkutan serta melaporkan hal tersebut ke KPI. Namun KPI tidak memberikan teguran bagi artis termasuk Olga yang hanya mengikuti skenario yang telah ditetapan.

Salah satu yang mengundang ketersinggungan umat Hindu adalah dialog antara Sang Dursasana ingin menawar Dewi Draupadi dengan visualisasi pelecehan secara raga. Lalu ada juga dialog tentang keinginan menawar harga Istana Indraprasta, itu hal yang sangat tidak patut menurut umat Hindu.

Masalah tersebut segera terselesaikan lantaran pihak Trans TV langsung menanggapi somasi tersebut.

6.       Dianggap melecehkan dan menghina lawan mainnya di acara sahur
Saat Ramadhan tahun lalu, Olga mengisi program Saatnya Kita Sahur (SKS) yang ditayangkan Trans TV. Saat itu Olga berpasangan dengan Minus.

            Minus selalu menjadi bahan candaan Olga yang dianggap diungkapkan dengan kata-kata yang tidak pantas, seperti 'kayak botol kecap, dodol condet, badan lu bau sangit, celengan ayam, kandang ayam, sarang semut, kulit jengkol' dan sejumlah kata-kata lainnya.

7.      Dianggap menghina dan melecehkan penonton
Belakangan Olga juag disorot lantaran kerap dianggap melecehkan dan menghina orang lain. Seperti yang terjadi saat program Dahsyat, Rabu (20/6). Olga meminta seorang penonton untuk berdiri. ia lalu 'dicela' Olga karena bentuk fisiknya. Ia membandingkan dengan salah satu bintang tamu saat itu, penyanyi Giselle. "Kalau dia (Giselle) mah lahir dari rahim ibunya, kalau lo dikebutin kayak bangs*t," ujar Olga saat itu.

Memang belum ada tuntutan dari 'korban' celaan Olga tersebut. Namun aksinya itu mendapatkan banyak protes dari masyarakat melalui situs jejaring sosial dan ramai ditulis media.

8.       Dianggap melecehkan ucapan 'Assalamualaikum'
Olga yang menjadi pemandu acara program Pesbukers di ANTV melontarkan kata-kata yang dianggap melecehkan ucapan salam umat Islam yakni 'Assalamualaikum'.

Ceritanya bermula Selasa (19/6), saat itu Saat itu Julia Perez sedang menerima telepon di studio. Jupe, sapaan akrab Julia Perez mengucapkan 'Assalamualaikum', namun Olga berkelakar dengan mengatakan,"Lu Assalamualaikum terus ah, kayak pengemis lu."

Secara tidak langsung, Olga menyebut kalimat salam umat Islam tersebut sebagai ucapan pengemis.

Mungkin maksudnya adalah bergurau agar penonton tertawa, Namun Olga rupanya tidak sadar, jika candaannya tersebut dianggap telah melecehkan salah satu umat. Banyak orang yang langsung mengadu ke situs KPI dan mendesak agar Olga segera diberikan tindakan tegas.

Seperti yang ramai diberitakan, candaan Olga Syahputra tersebut juga telah menuai protes dari Front Pembela Islam (FPI), sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis agama yang kerapa bertindak keras terhadap hal-hal yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut.

Ketua DPD FPI DKI Habib Salim Bin Umar Al Attos atau yang akrab disapa Habib Selon dengan nada murka mengatakan jika Olga telah melecehkan Islam bahkan menganggap sudah tidak berhak hidup di muka bumi.

"Kami tidak akan tinggal diam, sebelum Olga minta maaf kepada umat Islam," tegas Habib Selon seperti yang diberitakan sejumlah media.

Secara instan memang hal seperti ini sering terjadi didunia komedian, semoga polemik Olga dan beberapa Pihak cepat terselesaikan dengan jalan kekeluargaan.

BAB IV
PEMBAHASAN
Media massa  : Televisi
Program         : Hiburan (YKS)             “Pelawak Tanpa Etika”
Dampak         : Perilaku, tingkah Laku, dan sikap           
Objek              : Remaja     

“burung cebol”
“Udah tua masih ngondek aja”.
“Lu laki-laki bukan?
“Wendi menari dan menyanyi dengan pakaian perempuan sambil memainkan lidah,”
“Lu jangan sok cantik ye. Dandanan lu kaya biduan pantura.”    
“kalau saya kayak biduan pantura, abang godain saya berarti abang supir truk.”
Apakah kata-kata ini pantas?             
          Dalam kasus Olga Syahputra yang telah dijabarkan di bab sebelumnya sangatlah jelas bagaimana sikap para komedian/pelawak yang tidak melihat moral dan etika dalam memberikan hiburan kepada para penontonnya. Dan hal ini dapat mempengaruhi perilaku, tingkah laku, dan sikap para remaja yang menonton adegan tersebut. Pada anak-anak  usia remaja keadaan mereka sangat labil, sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak pernah mereka ketahui sebelumnya.   Seperti dalam teori Jarum suntik menjelaskan bahwa penyampaian pesan dalam media massa mempunyai efek yang sangat kuat (Kuliah Online, 2013). Media sangat berperan penting dalam hal penyampaian pesan. Media berusaha agar penyampaian pesan yang akan disampaikan agar dapat berjalan sercara efektif dan juga mempelajari sifat-sifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi dalam memengaruhi orang lain (Dlembasi, 2013). 
            Dengan semakin berkembangnya budaya media hiburan dalam acara reality show seperti lawak/komedi memuat masalah politik sekedar untuk menyindir pihak pemerintah/penguasa terhadap kebijakan yang selama ini diterapkan, lebih dari itu tidak hanya sekedar untuk memancing agar orang tertawa tetapi sudah tidak memperhatikan moral, etika, kesopanan, bahkan sering kita menyaksikan menyerempet-nyerempet ke permasalahan porno, cabul.  
          Dalam kasus ini yang ingin dibahas oleh penulis yaitu apakah sikap para pelawak yang tanpa etika dapat berpengaruh terhadap perilaku, tingkah laku, dan sikap kaum remaja yang sering meonton acara hibran tersebut? Dalam teori Behaviorisme Menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh informasi dari media massa, hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme, yaitu manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (Dlembasi, 2013). Dalam hal ini remaja akan mudah dipengaruhi oleh apa yang ada dalam media tersebut. Usia remaja adalah usia yang sangat labil. Dengan adanya tayangan yang disuguhkan lagi dengan  kata-katanya menjurus ke hal-hal yang bersifat negatif maka anak-anak remaja akan mengikuti apa yang mereka dengar di acara tersebut. Media massa di sini lebih berfungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada.  Jika para remaja pandai menyaring pesan yang ada dalam media tersebut,mereka  tidak akan mencotohi hal tersebut. Namun jika tidak, maka mereka akan melakukan hal yang sama kepada sesama teman mereka. Mereka juga ikut melecehkan sesama teman mereka, mungkin dengan menggunakan kata-kata yang mereka dengar atau membuat kata-kata yang baru versinya mereka sendiri.
          Dan memang ternyata benar, mereka saling melempar kata-kata kepada sesama teman mereka. Mereka menggunakan kata-kata yang tidak etis terhadap teman mereka. Bahkan adapula yang meggunakannya saat bersama orang-orang yang patut untuk dihargai atau disanjung.  Adapula remaja yang menggunakan kata-kata yang tidak etis untuk lebih akrab dengan teman mereka. Mereka akan terbiasa untuk mengatakan kata-kata tersebut sehingga mereka akan dikenal sebagai anak yang tidak sopan karena selalu menggunakan kata-kata tersebut. Mereka juga akan merasa gaul atau keren karena meniru kata-kata dari para artis/pelawak yang menggunkan kata tersebut.
            Dari hal tersebut dapat berpengaruh kepada perkembangan psikologi mereka. Teori Kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural, dan histori dimana interaksi tersebut terjadi (Isma, 2013).  Mereka akan terus memakai kebiasaan tersebut sehingga akan membawa mereka ke pergaulan bebas.
            Sebagai manusia kita tidak lepas dari kesalahan. Manusia itu mempunyai keinginan untuk selalu mencoba. Namun sebagai manusia kita dapat berpikir. Memikirkan hal yang patut diikuti dan yang tidak boleh diikuti.  Kita harus mampu menyaring setiap informasi yang kita terima dari sumber pesan tersebut.
           



DAFTAR PUSTAKA

Dlembasi, 2013. Teori psikologi Komunikasi. [online] tersedia di http://dlembasi.wordpress.com/2013/01/20/77/ [diakses 21/12/2013]
Isma, 2013. Teori dan Konsep Psikologi Perkembangan. [online] tersedia di  http://psikologi-isma.blogspot.com/2013/01/teori-teori-psikologi-perkembangan.html [diakses 21/12/2013]
Kuliah online komunikasi, 2011. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik. [online] tersedia di Http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com/2011/10/teori-peluru-atau-jarum-hipodermik_23.html [diakses 19/12/2013]

Media Ria News, 2013. Delapan Kasus Olga berawal Dari Lelucon. [online] tersedia di mediariaunews.blogspot.com/.../inilah-8-kasus-olga-syahputra-berawal.html  [diakses 19/12/2013]

Wow Keren, 2012. Acara Sahur Olga Syahputra 'Yuk Kita Sahur' Ditegur KPI Karena Pelecehan. [online] tersedia di http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00037619.html#ixzz2o9tRJK7D [diakses 19/12/2013]